Malanginspirasi.com — Malang yang dikenal sebagai kota mahasiswa, menciptakan suatu pasar yang banyak diminati, yaitu buket bunga. Menyadari potensi ini di Kota Malang, Dinda Ayuningtias salah satu mahasiswa FEB UM mulai merintis usaha buket bunga rajutnya.
Belajar Otodidak dari Youtube
Mahasiswa yang kini berusia 21 tahun ini awalnya hanya memiliki keterampilan dasar merajut. Namun, Ia memutuskan untuk belajar secara otodidak melalui video Youtube. Dan mengasah keterampilannya dalam pola yang lebih rumit saat libur panjang semester genap 2023.
Ketekunan perempuan yang kerap dipanggil Dinda ini membuahkan hasil. Dia berhasil merajut topi dan tas yang digunakan pribadi. Dari sini, Ia tertarik untuk menguasai banyak pola rajut, termasuk bunga.
Cukup percaya diri keahliannya kian meningkat, Dinda memutuskan untuk memanfaatkan keterampilan merajutnya menjadi peluang usaha setelah melihat inspirasi di sosial media. “Aku lihat di Pinterest ada inspirasi buket bunga rajut, kayaknya lucu kalau dijual.” Jelas Dinda.
Omzet Jutaan, Pesaing Minim
Setelah melakukan riset akan usaha buket bunga rajut di Malang yang ternyata hanya ada satu, Dinda memutuskan memulai usaha buket bunga rajutnya di akhir tahun 2023, dengan nama flow.sye.
Usaha yang sebagian besar produknya made by request dengan sistem pre-order ternyata diminati oleh banyak orang. Terutama untuk hadiah wisuda, sempro, dan ulang tahun. Produk yang ditawarkan oleh flow.sye adalah bunga rajut satuan yang dibandrol mulai Rp. 5.000 dan buket bunga rajut dimulai dengan harga Rp. 20.000.

Setelah berjalan selama satu tahun lebih, Dinda telah mendapatkan omzet stabil, kurang lebih 2jt/bulan dengan setidaknya 10 pesanan/bulan. Akumulasi ini akan melonjak di bulan-bulan wisuda. “Paling rame pas wisuda, antara bulan Mei Juni. Best sellernya buket bunga yang ada rajutan hewannya.” Ujar Dinda.
Kuliah-Dagang ala Dinda
Mengingat flow.sye merupakan usaha rintisan, sekitar 98% operasional dilakukan oleh Dinda. Baik produksi, distribusi, promosi dan keuangan. Namun, Ia mendapatkan sedikit bantuan dari sang kekasih di bagian promosi.
Tuntutan atas meluangkan banyak waktu pada kegiatan operasional, sempat membuat Ibu Dinda tidak menyetujui usahanya. “Pas awal-awalnya, Ibuku sempat ga ngasih izin. Takut kuliahku keteteran. Tapi aku bisa menyakinkan beliau saat kuliah ku jalan dengan lancar.” Ucap Dinda.
Berdagang bersamaan dengan berkuliah memang sempat membuat Dinda kelimpungan. Seringkali Ia bimbang antara menyelesaikan tugas atau pesanan terlebih dahulu. Dinda mengatakan, “meskipun pasti awalnya bingung mau nyelesain yang mana dulu, akhir-akhirnya semuanya juga selesai. Alhamdulillah kuliahku juga aman-aman aja.”
Kesimpulan
Dengan minimnya pesaing, buket bunga rajut di Malang memberikan kesempatan untuk seorang mahasiswa UM merintis usahanya sendiri. Keberadaan pasar yang besar tapi minimnya pemasok, membuat Dinda optimis akan keberlanjutan flow.sye. Diakhir wawancara Ia menyampaikan harapannya, “semoga flow.sye bisa punya toko sendiri dan pegawai kedepannya, amin.”