Malanginspirasi.com – Kondisi politik di Jawa Timur masih diwarnai praktik transaksional saat Pemilu 2024. Hal ini terungkap dalam kegiatan diseminasi “Dilema Perilaku Politik Masyarakat Jawa Timur di Pemilu 2024.”
Acara diseminasi ini digelar di Gedung Auditorium Universitas Brawijaya (UB), Rabu (12/11/2025).
Direktur Eksekutif Indopol Survey & Consulting, Ratno Sulistiyanto, menyampaikan paparannya di depan ratusan audience.
Faktor Ekonomi
Ia mengungkap bahwa perilaku politik masyarakat Jawa Timur masih banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan transaksi politik.
“Sebanyak 55 persen responden menilai bahwa politik di Indonesia masih bersifat transaksional, sementara pengaruh pemberian sembako hanya sekitar 23 persen,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa faktor ekonomi juga berperan besar dalam membentuk sikap politik masyarakat.
Kenaikan harga bahan pokok disebut menjadi salah satu penyebab menurunnya kondisi ekonomi keluarga, yang secara tidak langsung memengaruhi pilihan politik mereka.

Meskipun demikian, pengaruh tokoh masyarakat terhadap keputusan politik saat ini mulai menurun.
“Dulu peran tokoh masyarakat cukup besar, tapi sekarang angkanya tidak sampai 10 persen,” ungkap Ratno.
Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya pergeseran preferensi masyarakat yang lebih dipengaruhi oleh media sosial dan kondisi ekonomi.
Ironisnya, Ratno menilai bahwa pelaksanaan Pilkada di Jawa Timur masih belum sepenuhnya demokratis.
Ia menyebut bahwa sekitar separuh masyarakat menilai proses demokrasi belum berjalan optimal, terutama dalam hal keterlibatan publik.
“Pilkada di Jawa Timur itu masih fifty-fifty, separuh dipengaruhi oleh media sosial, separuh lagi oleh faktor transaksional,” jelasnya.
Inovasi Digital Politik
Untuk menghadapi kondisi political alienation atau keterasingan politik yang kian meningkat, ia menyarankan agar komunikasi politik dilakukan secara kreatif melalui media digital.
Salah satunya melalui aplikasi cakapolitik_ub.id yang baru saja diluncurkan dalam kegiatan ini.
Artikel Terkait:
Globalizing UB Luncurkan Aplikasi Cakapolitik Berbasis AI, Siap Tampung Aspirasi Masyarakat
“Kita perlu membangun komunikasi politik dengan publik lewat kanal digital agar lebih cepat, interaktif, serta menjangkau lebih luas dan aplikasi cakapolitik_ub.id ini akan menjembatani itu,” tegas Ratno.
Kegiatan diseminasi ini menjadi bagian dari upaya memperkuat literasi politik di kalangan masyarakat dan akademisi.
Melalui riset dan diskusi seperti ini, diharapkan muncul kesadaran baru bahwa demokrasi tidak hanya diukur dari proses pemilu, tetapi juga dari kualitas hubungan antara rakyat dan pemimpinnya.








