Malanginspirasi.com – Keikutsertaan petani kopi lereng Arjuno dan Kawi dalam Art & Coffee Festival 2025 (Artcofest) UB menjadi langkah baru dalam mengenalkan kopi lokal Kabupaten Malang ke tingkat nasional hingga internasional.
Tri Wahyuni, Koordinator Penyuluh Kecamatan Ngajum dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang menyuarakan pendapatnya.
Ia mengatakan bahwa kopi merupakan salah satu produk unggulan di daerahnya.
“Di tempat tugas saja, kecamatan Ngajum, kopi merupakan salah satu produk unggulan di sana,” ujarnya di Gedung Auditorium UB, Senin (3/11/2025).

Ia mengungkapkan bahwa tujuan utama dinas untuk mengangkat produk kopi petani lokal agar mampu go national bahkan go international.
“Tujuan dari dinas itu adalah ingin mengangkat produk kopi petani lokal agar bisa go nasional mungkin go internasional harapannya seperti itu,” ungkapnya.
Tri menambahkan bahwa tanggung jawabnya sebagai petugas adalah mengangkat produk kopi untuk memperkenalkan kepada para mitra.
“Tanggung jawab kami selaku petugas itu adalah mengangkat potensi kopi sebagai produk unggulan kami di masing-masing daerah. Kemudian mengangkat produk mereka dan memperkenalkan kepada mitra agar dapat membangun jejaring bisnis,” tambahnya.
Proses Pengangkatan Kopi
Lebih lanjut Tri juga mengungkapkan bahwa proses pengangkatan produk kopi sendiri tidak mudah, terutama dari keterbatasan sumber daya manusia.
“Selama ini kendala kami ada di sumber daya manusia. Sebagian besar petani binaan sudah berusia lanjut, sehingga adaptasi terhadap teknologi dan pengemasan masih terbatas. Dengan adanya kegiatan seperti ini, kami belajar banyak,” ungkapnya.
Kemudian, produk kopi unggulan yang dibawa ke Artcofest’25 UB ini berasal dari Dusun Sembon, Kab Malang yang dikenal sebagai Kopi Sembon.
Cita rasa setiap kopi berbeda, tergantung pada teknik budidaya, penyimpanan, hingga proses roasting
“Kopi dari setiap kecamatan punya rasa khas. Dari Lawang berbeda dengan Ngantang, dari Wonosari juga beda dengan Ngajum. Proses pengolahan, termasuk cara menyangrai dengan manual atau mesin, itu akan berpengaruh terhadap rasa,” jelas Tri.
Memamerkan Berbagai Jenis Kopi

Tri mengatakan bahwa ia memamerkan kopi di tenant ini terdiri dari berbagai bentuk. Mulai dari biji mentah (green bean), kopi sangrai, hingga kopi bubuk yang siap untuk diseduh.
“Disini itu banyak jenis, ini ada yang daei green bean, terus ada yang sudah disangrai, sampai yang berupa kopi jadi berupa bubuk,” imbuhnya
Ia juga menyebutkan ada beberapa pengunjung menunjukkan ketertarikan untuk bermitra.
“Ada investor yang tertarik membantu memperluas potensi kopi kami agar bisa menembus pasar internasional,” katanya.
Tri berharap kegiatan seperti Artcofest’25 ini masyarakat maupun pihak lain dapat memberikan perhatian lebih kepada petani kopi yang ada di Malang Raya.
Sehingga, kedepannya agar dapat menambah jejaring kemitraan untuk kedepannya.
“Harapannya mudah mudahan ini ada perhatian dari berbagai pihak ya dengan adanya event seperti ini. Kalau dari kami mengucapkan banyak terima kasih untuk UB yang sudah mengundang kami untuk ikut berpartisipasi di sini. Semoga nanti bisa menambah jejaring kemitraan kami ke depannya” tutupnya.








