Malanginspirasi.com – Film horor Indonesia ‘Lemah Santet Banyuwangi’ produksi Manoj Punjabi dan MD Pictures dijadwalkan siap rilis pada Mei 2025 mendatang.
Kisah dalam film ini ternyata diambil dari sebuah kisah nyata yang mengerikan di tahun 1998. Kejadian ini menggemparkan Banyuwangi tentang pembantaian dan hal mistis lainnya. Bahkan film ini dikenal sebagai kisah paling menggemparkan dan mengerikan di masa tersebut.
Faktanya, korban pembantaian bukan hanya dari dukun santet saja, tetapi juga menyasar guru ngaji yang paling banyak menjadi korban dalam pembantaian masa 1998 lalu.
‘Lemah Santet Banyuwangi’ merupakan sebuah film horor yang terinspirasi dari thread viral di media sosial oleh akun @JeroPoint, mengangkat sisi gelap dan mistis Banyuwangi.
Kisahnya berpusat pada tragedi nyata di tahun 1998 ketika para dukun santet menjadi korban pembantaian brutal oleh kelompok misterius. Peristiwa ini mengguncang masyarakat, meninggalkan trauma mendalam, serta mengubah tatanan sosial di daerah tersebut.
Alur cerita film ini menyoroti perjalanan sosok Satrio, seorang anak berusia 11 tahun yang tinggal di pedepokan. Ia menjadi saksi bisu atas pembunuhan kejam terhadap empat gurunya oleh sosok misterius berpakaian serba hitam dan bertopeng ninja. Ketegangan semakin memuncak saat terungkap bahwa ayah Satrio juga menjadi korban kekejaman kelompok tersebut.
Pemkab Banyuwangi Kritik Keras
Namun, film ‘Lemah Santet Banyuwangi’ menuai kontroversi karena dianggap mencederai citra Banyuwangi. Bahkan beberapa orang menganggap tontonan ini cukup ekstrim hingga muncul tagar boikot film ini.
Hal ini dikarenakan tragedi 1998 ini lebih terkait dengan konflik politik dibandingkan mistisme semata. Bukan hanya itu saja, mereka juga menekankan bahwa istilah “santet” di Banyuwangi lebih bermakna sebagai ilmu pengasihan atau cinta. Berbeda dengan sihir jahat yang digambarkan dalam film.
Kritik keras, terutama dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), muncul karena film ini dianggap minim referensi sejarah. Juga terlalu mengeksploitasi tragedi demi keuntungan komersial belaka.
View this post on Instagram
Film ‘Lemah Santet Banyuwangi’ berhasil menarik perhatian publik. Tetapi juga memicu perdebatan sengit tentang moralitas dalam berkarya serta tanggung jawab terhadap citra daerah.
Apalagi film ini juga dilengkapi dengan visual aktris dan aktor berbakat Indonesia seperti Kevin Ardilova, Teuku Rifnu Wikana, Aurora Ribero, Ariyo Wahab, Kaneishia Yusuf, hingga Moh. Iqbal Sulaiman.