Malanginspirasi.com – Universitas Insan Budi Utomo (UIBU), menggelar Podcast pada Jumat (18/4/2025). Podcast Sam Rektor pekan ini dipandu langsung Rektor UIBU, Dr. Nurcholis Sunuyeko, M.Si.
Podcast tersebut membahas kondisi ekonomi global maupun internasional dan dampaknya terhadap pendidikan. Dalam episode ini, Sam Rektor mengundang 4 ketua organisasi jurnalis dan satu pimpinan organisasi media untuk memberikan pandangan mereka terhadap pendidikan di Indonesia.
Benni Indo, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengutarakan, negara besar seperti China, Amerika, maupun Jepang lebih mengutamakan pendidikan di tengah perang dunia.
Pendidikan menjadi pondasi awal karena hanya dengan pendidikanlah sebuah bangsa dapat memutus rantai ketidakberuntungan.
“Jadi ya, sangat penting sekali bagaimana nanti kita mengasah pendidikan ini mulai dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi,” ujar Benni.
View this post on Instagram
Senada dengan Benni, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya, Cahyono, mengungkapkan pendidikan menjadi dasar negara yang kuat. Latar belakang penjajah Belanda yang menitikberatkan pada ekonomi mempengaruhi kualitas SDM di Indonesia.
“Pendidikan di Indonesia saat ini tidak baik-baik saja. Karena apa, Kita masih ada diskriminasi antara kaya dan miskin,” ucap Cahyono.
Cahyono menegaskan ada kesenjangan dalam pendidikan, serta menekankan pentingnya kualitas pendidikan. Ia juga mengapresiasi Kampus UIBU yang memberikan kelunakan pembayaran UKT.
Sam Rektor mengungkapkan generasi saat ini harus paham sejarah, bahwa penjajah Belanda lebih menekankan aspek ekonomi, sedangkan penjajah Inggris masih memikirkan pendidikan. Agar lebih mengerti kondisi pendidikan saat ini yang dipengaruhi dari masa lalu.
Membahas pendidikan yang semakin mahal, Arif Masbuin dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia dalam Podcast Sam Rektor, menyampaikan kita harus memaksimalkan anggaran pendidikan.
Sementara itu, Darmono, dari Pewarta Foto Indonesia menyatakan investasi pendidikan sangatlah penting.
“Investasi yang paling bagus adalah pendidikan untuk anak muda, dan mereka harus memikirkan investasi. Itu bukan melulu uang uang dan uang,” ungkap Darmono.

Ia juga menambahkan, anak muda sekarang terlalu mengkonsumsi sosial media dan banyak membuang waktu. Sehingga tidak memikirkan pendidikan. Hal itu juga diperparah dengan minat baca yang rendah. Selain itu, pribadi dan mental yang tangguh harus dimiliki.
Perbedaan biaya pendidikan antara negeri dan swasta masih menjadi pertanyaan.
Saiful Arif, Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Malang, berasumsi Indonesia sangatlah kaya dengan sumber daya alam dan manusia yang melimpah. Hanya saja pendidikan masih mahal dan belum bisa gratis.
“Pemerintah mencanangkan bahwa ada pendidikan gratis. Tapi ditingkat paling bawah itu masih ada beberapa yang belum gratis,” ungkap Saiful Arif yang juga menekankan banyak keluarga yang menjadikan pendidikan sebagai prioritas.