Anak Takut Sekolah? Ini Cara Membantu Mereka Mengatasi Kecemasan

Malanginspirasi.com – Tidak semua anak merasa antusias ketika harus berangkat ke sekolah. Bagi sebagian anak, sekolah bisa menjadi sumber tekanan yang menimbulkan kecemasan. Mereka mungkin mengeluh sakit perut, menangis di pagi hari, atau menolak masuk kelas tanpa alasan yang jelas.

Jika hal ini terjadi berulang, bisa jadi anak sedang mengalami ketakutan terhadap sekolah, bukan karena sekadar malas belajar.

Sebagai orang tua, penting untuk memahami ketakutan ini bukan sesuatu yang bisa diselesaikan dengan kalimat “Ayo, jangan manja.” Justru, dibutuhkan pendekatan yang empatik agar anak merasa aman dan didengar.

Mengapa Anak Bisa Takut Sekolah?

Kecemasan terhadap sekolah bisa disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa anak merasa takut karena perpisahan dari orang tua (separation anxiety). Sementara yang lain mungkin takut karena pengalaman sosial yang tidak menyenangkan seperti bullying atau tekanan akademik.

Melansir Verywell Mind, anak-anak bisa menunjukkan tanda-tanda kecemasan sekolah melalui perubahan perilaku yang halus, seperti sulit tidur, mengeluh sakit fisik tanpa sebab medis, atau tiba-tiba menjadi lebih pendiam.

Jika tidak ditangani dengan baik, kecemasan ini dapat memengaruhi kepercayaan diri, prestasi akademik, dan kesejahteraan emosional anak dalam jangka panjang.

Tanda-Tanda Anak Mengalami Kecemasan Sekolah

Kecemasan sekolah seringkali tidak langsung dikenali karena gejalanya bisa mirip dengan keluhan fisik biasa. Beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai antara lain:

– Anak sering mengeluh sakit perut atau kepala di pagi hari sebelum sekolah

– Menangis atau marah saat waktu berangkat tiba

– Sulit tidur atau sering bermimpi buruk

– Menunjukkan ketegangan berlebihan saat berbicara tentang sekolah

– Memohon untuk tinggal di rumah tanpa alasan jelas

Jika satu atau lebih tanda ini terus muncul selama beberapa hari atau minggu, besar kemungkinan anak sedang mengalami kecemasan yang butuh perhatian lebih.

Cara Orang Tua Membantu Anak Mengatasi Kecemasan Sekolah

1. Dengarkan Tanpa Menghakimi

Anak perlu tahu bahwa perasaannya valid. Dengarkan ceritanya dengan sabar tanpa buru-buru memberi nasihat. Hindari mengatakan hal seperti, “Ah, kamu lebay,” karena justru bisa memperburuk rasa takutnya.

2. Bangun Rutinitas yang Menenangkan

Rutinitas pagi yang terburu-buru bisa memperkuat kecemasan anak. Ciptakan pagi yang lebih tenang, seperti bangun lebih awal, sarapan bersama, dan beri waktu ngobrol ringan sebelum berangkat.

3. Kenalkan Sekolah Sebagai Tempat Aman

Bicarakan hal-hal menyenangkan di sekolah, seperti teman, kegiatan seni, atau pelajaran yang disukai. Jika memungkinkan, ajak anak mengunjungi sekolah di luar jam belajar agar ia terbiasa dengan suasana.

Anak harus merasa nyaman dan aman di sekolah. (Pixabay)

4. Libatkan Guru atau Konselor Sekolah

Komunikasikan kondisi anak kepada pihak sekolah. Guru atau konselor bisa membantu memantau anak dan menciptakan lingkungan yang lebih suportif selama proses adaptasi.

5. Ajarkan Teknik Relaksasi Sederhana

Ajarkan anak cara menarik napas dalam, menghitung sampai lima, atau menuliskan perasaannya. Teknik ini sederhana tapi efektif membantu anak meredakan ketegangan sebelum berangkat sekolah.

Kapan Perlu Bantuan Profesional?

Jika kecemasan anak tidak membaik dalam dua hingga tiga minggu, atau justru semakin parah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak. Pendekatan profesional bisa membantu menggali penyebab yang lebih dalam serta memberi dukungan yang sesuai dengan kondisi anak.

Anak takut sekolah bukan hal sepele yang bisa diselesaikan dengan paksaan. Anak-anak yang mengalami kecemasan butuh dipahami, bukan dihakimi. Dengan pendekatan yang lembut dan suportif, orang tua bisa menjadi kunci penting dalam proses pemulihan emosi anak.

Perlahan-lahan, rasa takut itu bisa berubah menjadi rasa percaya. Dan di situlah peran orang tua menjadi sangat berarti, bukan untuk memaksa tapi untuk menemani anak tumbuh lebih kuat dari rasa takutnya.

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *