Malanginspirasi.com – Baru-baru ini Indonesia resmi bergabung pada organisasi global BRICS. Tentunya hal itu mendapat banyak respons positif dan dukungan dari masyarakat Indonesia. Salah satunya Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si., dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Ia menyampaikan, sebenarnya bukan hanya Indonesia saja yang memiliki kepentingan untuk bergabung dalam BRICS. Sebaliknya BRICS juga punya kepentingan terhadap Indonesia.
“Masuknya Indonesia ke dalam BRICS menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh negara anggota BRICS. Selain potensi pasar yang besar, Indonesia merupakan salah satu pemimpin di negara ASEAN. Sehingga diharapkan kedepannya Indonesia juga mampu mempengaruhi perilaku negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk ikut serta bergabung dalam BRICS,” jelasnya.
Disinggung mengenai apa yang melatar belakangi Indonesia untuk bergabung dalam BRICS, Ruli melihat kepentingan nasional di bidang ekonomi dan politik menjadi latar belakang bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS.
Indonesia harus mampu menjadi negara besar seperti China ataupun India yang mampu merebut pasar global dengan UMKM yang dimilikinya.
BRICS bisa menjadi alternatif utama untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia ditengah perilaku standar ganda Barat. Misalnya seperti berhentinya distribusi CPO Indonesia ke Uni Eropa. Lalu pembatasan kuota ekspor dan ancaman naiknya hambatan tarif dan non tarif oleh Amerika Serikat dibawah Donald Trump. Indonesia bisa menjual CPO maupun diversifikasi produk CPO kedepan kepada negara-negara BRICS.
Jika dikalkulasikan secara rasional, bergabung ke dalam BRICS membawa banyak keuntungan di bidang politik dan ekonomi. Akses pasar global bagi produk-produk lokal sudah terbuka lebar, sehingga apabila UMKM Indonesia masih belum siap, maka percuma.
Tugas besarnya adalah bagaimana UMKM-UMKM harus bisa digenjot agar mampu menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing di pasaran internasional. Selain itu, keanggotaan dalam BRICS akan berdampak pada meningkatnya peluang investasi.
“Optimisme pemerintahan Presiden Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa terealisasikan karena tingginya peluang untuk menarik investasi langsung dari negara-negara BRICS,” imbuhnya.