Rahasia Stoisisme di Balik Musik, Dari Filosofi ke Terapi Emosi

Rahasia Stoisisme di Balik Musik, Dari Filosofi ke Terapi Emosi
Ilustrasi filosofi stoisisme dibalik musik modern. (Sumber: freepik.com)

Malanginspirasi.com – Musik seringkali dijadikan pelarian saat kita menghadapi emosi seperti kesedihan, kecemasan, atau kemarahan. Bahkan, banyak penelitian menunjukkan musik memiliki kekuatan terapeutik untuk membantu kita menenangkan pikiran dan mengelola emosi. Kaitan antara musik dan emosi, ternyata mengandung filosofi stoisisme.

Sejak zaman kuno, para filsuf seperti Plato, Aristoteles, dan juga kaum Stoik telah mengeksplorasi bagaimana musik memengaruhi jiwa manusia. Filosofi Stoisisme, yang fokus pada pengendalian emosi dan hidup dengan tenang, melihat musik sebagai alat yang membantu kita mencapai ketenangan batin.

Apa Itu Filosofi Stoisisme?

Stoisisme adalah sebuah aliran filsafat yang lahir di Yunani Kuno pada abad ke-3 SM dan berkembang pesat di Roma. Beberapa tokoh terkenal Stoisisme adalah Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Filosofi ini bertujuan membantu manusia menghadapi tantangan hidup dengan cara yang bijaksana, terutama dalam mengelola emosi negatif seperti kemarahan, ketakutan, atau kesedihan.

Prinsip utama Stoisisme adalah:

1. Membedakan Hal yang Bisa dan Tidak Bisa Dikendalikan
Stoisisme mengajarkan kita untuk fokus pada apa yang bisa kita kendalikan, seperti pikiran, sikap, dan tindakan kita. Sementara hal-hal di luar kendali kita, seperti opini orang lain, cuaca, atau hasil akhir dari suatu usaha, harus kita terima dengan ikhlas.

2. Melihat Masalah dari Perspektif yang Tenang
Alih-alih menekan atau menghindari emosi negatif, Stoisisme mengajarkan kita mengubah cara pandang terhadap masalah. Dengan begitu, emosi yang muncul tidak akan mengganggu kita, melainkan menjadi pelajaran untuk tumbuh lebih kuat.

3. Menikmati Hidup di Saat Ini
Filsuf Stoik seperti Marcus Aurelius sering menekankan pentingnya hidup di masa sekarang. Dengan memberikan perhatian penuh pada momen saat ini, kita dapat mengurangi rasa cemas tentang masa depan atau penyesalan atas masa lalu.

Musik Sebagai Alat Terapi Stoisisme

Ilustrasi filosofi stoisisme (Sumber: freepik.com)

Kaum Stoik percaya musik dapat menjadi alat untuk mengatur emosi dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Pada abad ke-16, selama periode konflik besar seperti perang agama di Prancis, kaum Neo-Stoik menciptakan musik vokal yang dirancang untuk membantu orang mengelola emosi mereka.

Melalui lagu-lagu ini, para pendengar diajarkan untuk menghadapi rasa takut, cemas, atau marah dengan lebih bijaksana. Musik menjadi media yang menyampaikan ajaran Stoisisme secara praktis dan emosional.

Tinggalkan Komentar