Malanginspirasi.com – Banyak yang masih mengira urusan mendampingi anak tumbuh adalah tugas utama ibu. Padahal, kedekatan antara ayah dan anak juga punya peran besar bukan hanya soal kehadiran fisik, tapi keterlibatan emosional yang membentuk pondasi penting dalam perkembangan anak.
Sayangnya, peran ini sering dianggap sepele. Padahal, kedekatan ayah dan anak bisa berdampak jangka panjang, bahkan hingga anak dewasa.
Ayah yang Hadir, Anak yang Lebih Percaya Diri
Kedekatan emosional dengan ayah membuat anak merasa aman, diterima, dan dihargai. Anak yang tumbuh dengan dukungan dari sosok ayah biasanya punya rasa percaya diri yang lebih kuat, serta lebih mampu membangun hubungan sehat dengan orang lain.
Melansir Parents.com, peran ayah dalam pengasuhan bukan sekadar pelengkap. Ayah yang aktif terlibat sejak dini bisa membantu anak membangun regulasi emosi dan kepercayaan sosial yang baik. Ini adalah modal penting dalam kehidupan mereka di masa depan.
Kalau Ayah Terlalu Jauh, Apa Dampaknya?
Ketika ayah terlalu sibuk atau merasa cukup “ada” tanpa benar-benar terlibat, anak bisa merasa tidak dianggap penting. Lama-lama, muncul jarak emosional. Anak mungkin tumbuh jadi pribadi yang sulit percaya, mudah ragu, atau merasa harus selalu membuktikan dirinya untuk bisa diterima.
Beberapa dampak yang sering terjadi, di antaranya:
– Anak cenderung tertutup dan sulit mengekspresikan perasaan
– Kurangnya role model, terutama pada anak laki-laki
– Merasa tidak aman atau ragu terhadap diri sendiri
– Sulit membangun kedekatan dengan orang lain
Efeknya tidak selalu langsung terlihat, tapi pelan-pelan akan terasa dalam cara anak berpikir, bertindak, dan berinteraksi.
Jadi, Apa yang Bisa Dilakukan Ayah?
Kedekatan tidak datang sendiri. Hal ini harus dibentuk dari kehadiran yang konsisten dan kepedulian yang ditunjukkan lewat tindakan kecil.
1. Sisihkan Waktu untuk Hadir
Meski hanya 15 menit sehari, luangkan waktu tanpa gangguan untuk ngobrol atau bermain dengan anak.
2. Dengarkan Anak Tanpa Menghakimi
Beri ruang bagi anak bercerita, bahkan hal kecil sekalipun. Jangan buru-buru menilai atau membandingkan.
3. Tunjukkan Kasih Sayang Secara Nyata
Pelukan, pujian, atau sekadar ucapan “Ayah bangga sama kamu” bisa sangat berarti untuk anak.
4. Jadilah Teladan, Bukan Hanya Pengarah
Anak belajar dari apa yang ia lihat. Ayah yang konsisten, jujur, dan terbuka akan membentuk karakter kuat dalam diri anak.
Bukan Soal Sempurna, Tapi Mau Berproses
Ayah tidak harus tahu segalanya. Tidak harus selalu benar. Tapi keinginan untuk dekat, hadir, dan mau belajar bersama anak adalah langkah awal yang sangat berharga. Anak tidak menuntut ayah yang sempurna, mereka hanya ingin diperhatikan dan dicintai.
Kedekatan ayah dan anak bukan urusan kecil yang bisa ditunda-tunda. Justru di situlah pondasi emosional anak dibentuk. Saat ayah hadir, anak belajar mencintai diri sendiri, percaya pada orang lain, dan tumbuh dengan rasa aman.
Maka sebelum anak tumbuh terlalu besar dan mulai menarik diri, pastikan mereka punya kenangan hangat bersama ayah bukan semata ingatan samar tentang seseorang yang sibuk bekerja.