Malanginspirasi.com – Di tengah krisis air global yang melanda Bumi pada tahun 2090, koloni manusia di Mars justru menjadi harapan terakhir peradaban. Namun, harapan itu berubah menjadi drama perlawanan ketika suplai air bersih dikuasai oleh korporasi raksasa Nerotex. Sehingga mengakibatkan nasib tragis bagi seorang gadis pionir bernama Pelangi.
Demikianlah garis besar jalan cerita film bergenre sci-fi atau fiksi ilmiah ‘Pelangi di Mars’.
Masa depan umat manusia digantungkan pada koloni di Mars pada tahun 2090, menyusul krisis air parah yang melanda Bumi.
Dalam kondisi genting itu, kehidupan di planet merah justru dikuasai oleh monopoli suplai air bersih oleh konglomerat Nerotex.
Situasi ini memuncak pada sebuah tragedi yang menimpa Pelangi (Keinaya Messi Gusti). Pelangi adalah gadis berusia 12 tahun yang merupakan manusia pertama yang lahir dan besar di Mars.
Ditinggal sendirian setelah ibunya, Pratiwi (Lutesha), dan seluruh penghuni koloni memutuskan pulang ke Bumi untuk bertahan hidup, Pelangi harus menghadapi kesunyian Mars seorang diri.
Bertemu Robot-Robot Unik
Dalam keterpencilannya, dia menemukan sekutu tak terduga: sebuah robot canggih bernama Zeolith Omega bersama beberapa robot lainnya dengan beragam karakter yang lucu dan menghibur.
Lihat postingan ini di Instagram
Bersama robot-robot tersebut, Pelangi memulai petualangan epik melintasi permukaan Mars yang ganas.
Perjalanan mereka untuk menemukan sumber air tersembunyi diwarnai dengan rintangan badai pasir mematikan dan intrik korporasi dari Bumi.
Di tengah perjuangannya, Pelangi dibantu oleh ayahnya, Rama (Rio Dewanto), dan seorang sahabat misterius (Livy Renata).
Petualangan ini tidak sekadar upaya bertahan hidup. Tetapi juga sebuah pencarian akan makna keluarga, persahabatan, dan secercah harapan di tengah kehampaan luar angkasa.

Disutradarai oleh Upie Guava dalam debut film fiksi panjangnya setelah kesuksesan dokumenter ‘Kemarin’, film ‘Pelangi di Mars’ menyajikan perpaduan sci-fi futuristik dengan drama keluarga yang menyentuh.
Dalam proses produksinya, film produksi Mahakarya Pictures ini memanfaatkan teknologi Extended Reality (XR) dan Unreal Engine untuk menciptakan visual yang memukau.
Tak sekadar tontonan, ‘Pelangi di Mars’ juga menyelipkan kritik terhadap isu lingkungan kontemporer untuk penonton segala usia.
‘Pelangi di Mars’ dijadwalkan akan tayang di bioskop Indonesia pada tahun 2026.







