Studi Baru, Filter Kecantikan Membuat Kamu Terlihat Lebih Pintar!
Malanginspirasi.com — Dalam era media sosial yang serba visual, filter kecantikan menjadi alat populer untuk meningkatkan tampilan foto atau video. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa efek filter ini tidak hanya berhenti pada penampilan fisik. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh The Royal Society, filter kecantikan dapat memengaruhi cara orang lain melihat kita, termasuk menilai kecerdasan, keramahan, hingga tingkat kepercayaan.
Bagi pengguna media sosial, ini mungkin terdengar seperti keuntungan. Tapi, bagaimana efek jangka panjang dari penggunaan filter ini terhadap persepsi masyarakat dan kesehatan mental? Mari kita telaah lebih dalam.
Penelitian: Wajah dengan Filter Kecantikan Dinilai Lebih Positif
Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan Spanyol ini melibatkan 2.748 peserta yang diminta mengevaluasi 462 wajah pria dan wanita. Foto-foto yang ditampilkan kepada peserta terdiri dari dua versi: wajah asli dan wajah yang dimodifikasi menggunakan filter kecantikan populer.
Peserta tidak diberi tahu apakah foto-foto tersebut telah dimodifikasi. Hasilnya cukup mencengangkan: foto dengan filter secara konsisten mendapatkan penilaian lebih tinggi dalam hal kecerdasan, keramahan, dan kebahagiaan dibandingkan dengan wajah asli.
Filter kecantikan tampaknya memengaruhi persepsi seseorang terhadap berbagai karakteristik yang melampaui penampilan fisik. Misalnya, wajah yang tampak lebih halus dan bercahaya karena filter dinilai lebih cerdas dan dapat dipercaya.
Daya Tarik dan Popularitas Filter Kecantikan
Filter kecantikan, yang kini tersedia di hampir semua aplikasi media sosial dan kamera smartphone, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya digital. Beberapa filter mampu memberikan efek sederhana seperti memperbaiki pencahayaan, sementara lainnya secara signifikan mengubah bentuk wajah, warna kulit, hingga proporsi tubuh.
Popularitas filter ini tak terlepas dari dorongan untuk tampil “sempurna” di dunia maya. Banyak pengguna merasa lebih percaya diri ketika menggunakan filter, terutama untuk keperluan seperti foto profil, konten promosi, atau hanya sekadar unggahan harian.
Namun, di balik daya tariknya, filter ini memiliki sisi gelap yang perlu diperhatikan.
Kontroversi: Standar Kecantikan yang Tidak Realistis
Meski memberikan efek estetika yang mengesankan, filter kecantikan juga menjadi subjek kritik dari berbagai pihak, terutama dari kalangan ilmuwan dan psikolog. Profesor Helmut Leder dari University of Wina, seorang ahli estetika empiris, menjelaskan bahwa filter ini menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis.
Beliau mengatakan bahwa, filter kecantikan mengubah cara kita melihat wajah kita yang semakin beriring waktu, penampilan wajah asli kita akan dianggap kurang menarik karena tidak sesuai dengan standar ‘sempurna’ yang diciptakan oleh filter.
Fenomena ini dikenal sebagai beauty dysmorphia, yaitu kondisi di mana seseorang merasa tidak puas dengan penampilan dirinya karena terus membandingkan dengan versi “ideal” yang diciptakan teknologi.