Salut! Sam Morsy Tolak Pakai Ban Kapten Pelangi Tuai Pro dan Kontra
Malanginspirasi.com – Sam Morsy diklaim tidak mau pakai ban kapten dengan nuansa Pelangi. Yang mendukung kaum LGBTQ+. Perilaku sang kapten klub ini menuai beragam komentar.
Sam Morsy, kapten tim Ipswich Town, menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Pasca keputusannya untuk menolak dan tak menggunakan ban kapten pelangi dalam pertandingan melawan Nottingham Forest pada Sabtu (30/11/2024) kemarin.
Dalam laga tersebut, Ipswich harus mengakui kekalahan dari lawannya dengan gol Tunggal Nottingham Forest 1-0.
Keputusan Morsy
Dari laman BBC News pada Selasa (3/12/2024) Keputusan Morsy didasarkan pada keyakinan agama yang dianutnya, yakni Islam. ia berpegang teguh dalam setiap aspek kehidupannya. Dan enggan mendukung kelompok orang yang menyimpang.
Selain itu, diketahui memang klub-klub besar pada Premier League berani melakukan kampanye Stonewall’s Rainbow Laces pada 29 November dan 5 Desember 2024 nanti.
Sementara itu, pihak manajemen Ipswich Town juga mulai mengomentari perilaku salah satu punggawanya ini. Yakni menyatakan bahwa mereka sangat menghormati Keputusan sang punggawa keturunan Mesir itu.
Mereka juga mengakui bahwa setiap individu memiliki hak untuk mengekspresikan keyakinan pribadinya, termasuk dalam hal ini Morsy yang memilih untuk tidak mengenakan ban kapten simbol LGBTQ+ karena ini merupakan bentuk penyimpangan norma yang ada.
Meski begitu, klub tetap menegaskan komitmen mereka terhadap nilai-nilai kesetaraan, inklusivitas, dan keberagaman. Dalam pernyataan resminya, Ipswich turut menyampaikan dukungan penuh mereka kepada komunitas LGBTQ+, yang menjadi bagian dari visi klub dalam menciptakan lingkungan sepak bola yang terbuka dan ramah bagi semua orang, tanpa terkecuali.
Reaksi penggemar
Langkah Morsy ini menuai beragam reaksi dari para penggemar hingga pemerhati sepak bola. Beberapa pihak memberikan dukungan atas keberaniannya untuk mempertahankan prinsip agama Islam.
sementara yang lain mengkritik keputusannya karena dianggap bertentangan dengan upaya global untuk mempromosikan inklusivitas di dunia olahraga.
Tentu, Sam Morsy akan tetap melakukan apapun yang sesuai dengan ajaran agama Islamnya, apapun yang terjadi ia akan tetap berpegang teguh dengan apa yang diajarkan dalam kepercayaan yang anut.
Melihat peristiswa yang dilakukan oleh Sam Morsy ini mencerminkan tantangan yang kerap muncul di dunia sepak bola modern.
Di mana nilai-nilai personal harus berhadapan dengan kampanye global untuk menciptakan ruang yang lebih inklusif bagi semua komunitas. Morsy, dengan sikap tenangnya, telah membuka ruang diskusi tentang bagaimana olahraga dapat terus mendukung keberagaman sembari tetap menghormati keyakinan individu yang terlibat di dalamnya.