Kenapa Anak Sering Cemburu dengan Adik? Ini Cara Menghadapinya Tanpa Drama

Malanginspirasi.com – Ketika si kecil yang dulu jadi pusat perhatian tiba-tiba harus berbagi dengan adik baru, jangan heran kalau drama jadi sering muncul. Mulai dari rewel tanpa sebab, mendadak manja, sampai bersikap agresif pada adik, ini semua bisa jadi tanda kalau si kakak sedang cemburu.

Meski terdengar sepele, rasa cemburu ini sebenarnya bentuk emosi yang valid dan perlu ditangani dengan hati-hati. Kalau tidak, bisa mempengaruhi hubungan antar saudara sampai mereka besar nanti.

Yuk, kenali kenapa kakak bisa merasa cemburu dengan adik, dan gimana cara menghadapi situasinya tanpa drama, tanpa bentak-bentak.

Kenapa Anak Bisa Cemburu Sama Adiknya?

Perasaan cemburu ini muncul karena si kakak merasa “tersingkir” sejak kehadiran si adik. Anak-anak belum paham soal pembagian kasih sayang yang adil, apalagi kalau sebelumnya mereka terbiasa jadi pusat dunia.

Kecemburuan antar saudara umumnya terjadi saat anak merasa kurang diperhatikan atau dibandingkan. Mereka mungkin melihat adiknya lebih sering digendong, lebih banyak dipuji, atau mendapatkan perhatian lebih karena masih bayi.

Akibatnya, si kakak merasa tidak cukup dicintai dan mulai menunjukkan perilaku negatif untuk mendapatkan kembali perhatian.

Tanda-Tanda Si Kakak Mulai Cemburu

Kecemburuan anak nggak selalu ditunjukkan dengan kata-kata. Ini beberapa tanda yang perlu orang tua waspadai:

– Regresi perilaku: misalnya, anak yang sudah nggak ngompol, tiba-tiba mulai ngompol lagi.

– Mencari perhatian berlebihan: seperti berpura-pura sakit atau bersikap lebih manja.

– Bersikap kasar pada adik: baik secara verbal maupun fisik.

– Menolak berbagi: merasa semua miliknya tidak boleh disentuh adik.

– Mood swing: gampang marah, menangis, atau murung tanpa alasan yang jelas.

Cara Menghadapi Anak yang Cemburu, Tanpa Drama

Nah, berikut ini beberapa cara menghadapi kecemburuan anak dengan tenang dan penuh kasih:

1. Validasi Perasaannya

Alih-alih langsung menyuruh anak “nggak boleh iri”, coba validasi dulu perasaannya. Bilang aja, “Kakak merasa sedih, ya, karena sekarang Mama banyak pegang adik? Itu wajar kok.” Ini akan membuat anak merasa dimengerti dan lebih tenang.

2. Luangkan Waktu Khusus untuk Si Kakak

Anak perlu diyakinkan bahwa kehadiran adik nggak mengurangi kasih sayang orang tuanya. Sediakan waktu khusus, misalnya 10–15 menit sehari, untuk quality time berdua.

Tak perlu kegiatan besar main bareng, baca buku, atau sekadar ngobrol santai sudah cukup kok.

3. Libatkan Kakak dalam Merawat Adik

Bikin kakak merasa punya peran penting dengan melibatkannya dalam merawat adik. Minta tolong ambil popok, pilihkan bajunya, nyanyiin lagu, atau pegang tangan adik saat tidur.

Ini bisa mengubah rasa cemburu jadi rasa bangga karena merasa dibutuhkan.

4. Jangan Bandingkan

Kalimat seperti “Adik tuh lebih anteng dari kamu waktu kecil” bisa jadi racun untuk rasa percaya diri anak. Hindari membandingkan dan fokus pada keunikan masing-masing anak.

Semua anak butuh validasi atas jati diri mereka.

5. Puji Saat Kakak Bersikap Baik

Berikan apresiasi saat kakak bersikap manis atau perhatian pada adik. Misalnya, “Wah, Mama senang banget lihat Kakak peluk adik dengan lembut.”

Pujian ini memperkuat perilaku positif dan membuat anak merasa dihargai.

Apa Kata Ahli?

Melansir Parents.com, salah satu cara terbaik menghadapi kecemburuan anak adalah dengan menciptakan rasa aman secara emosional.

Anak-anak butuh diyakinkan mereka tidak sedang kehilangan kasih sayang, tapi justru sedang belajar berbagi cinta.

Psikolog anak juga menyarankan agar orang tua menjaga keseimbangan antara kebutuhan si kakak dan si adik, terutama di tahun-tahun pertama kehidupan saudara baru.

Cinta Itu Bisa Dibagi, Tak Perlu Diperebutkan

Cemburu dengan saudara itu wajar, apalagi di masa transisi setelah punya adik. Tapi dengan pendekatan yang penuh pengertian dan kasih sayang, perasaan negatif itu bisa diubah jadi rasa tanggung jawab dan cinta.

Kuncinya ada pada kita sebagai orang tua bagimana caranya menyikapi tanpa panik, tanpa drama, dan tetap konsisten menunjukkan cinta pada semua anak.

Ingat, setiap anak cuma butuh satu hal: diyakini bahwa mereka tetap dicintai, apapun yang terjadi.

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *