Jangan Dipukul! Ini Cara Mendisiplinkan Anak Sesuai Usia-nya
Malanginspirasi.com — Mendisiplinkan anak adalah bagian penting dalam parenting yang efektif. Namun, tak serta merta kekerasan fisik menjadi satu-satunya cara. Berikut adalah cara mendisiplinkan anak sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya.
Usia 0 hingga 2 Tahun
Pada usia ini, bayi dan balita memiliki rasa ingin tahu yang besar. Penting untuk mengamankan barang-barang yang berbahaya seperti peralatan elektronik dan perhiasan. Ketika balita Anda mendekati objek berbahaya, katakan “Tidak” dengan tenang dan alihkan perhatiannya ke aktivitas yang aman.
Time-out dapat menjadi metode disiplin yang efektif pada balita, terutama jika mereka memukul, menggigit, atau melempar makanan. Pastikan anak memahami alasan perilakunya tidak diperbolehkan, lalu tempatkan mereka di area time-out selama satu atau dua menit.
Usia 3 hingga 5 Tahun
Di usia ini, anak mulai memahami hubungan antara tindakan dan konsekuensinya. Jelaskan aturan sebelum menghukum anak. Misalnya, jika anak menggambar di dinding, beri tahu bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan dan memiliki konsekuensi, seperti harus membantu membersihkan dinding dan tidak boleh menggunakan krayon untuk sementara waktu.
Konsistensi sangat penting dalam mendisiplinkan anak pada usia ini. Pastikan aturan yang dibuat dipatuhi dan konsekuensinya ditegakkan. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan pujian atas perilaku baik agar mereka merasa dihargai.
Usia 6 hingga 8 Tahun
Untuk anak usia 6 hingga 8 tahun, time-out dan menerapkan konsekuensi tetap menjadi strategi disiplin yang efektif. Pada usia ini, penting untuk selalu menindaklanjuti ancaman hukuman yang diberikan agar otoritas sebagai orangtua tetap dihormati.
Selain itu, hindari membuat ancaman yang tidak realistis. Misalnya, mengatakan “Jika kamu membanting pintu, kamu tidak akan pernah menonton TV lagi”. Ancaman tersebut hanya akan melemahkan otoritas karena tidak dilaksanakan dan ditindaklanjuti.
Usia 9 hingga 12 Tahun
Anak-anak di usia ini mulai menuntut kemandirian. Penting untuk menggunakan konsekuensi sebagai metode disiplin. Jika anak Anda lupa mengerjakan PR, biarkan mereka menghadapi kemarahan guru sebagai akibatnya. Jangan membantu anak, sehingga mereka bisa belajar dari kesalahan.
Jika perilaku nakal tetap berlanjut, mencabut hak istimewa seperti waktu bermain hp bisa menjadi langkah efektif. Anak di usia ini juga perlu belajar dari kesalahan mereka, jadi hindari “menyelamatkan” mereka dari konsekuensi yang berpotensi mereka alami.
Usia 13 Tahun ke Atas
Pada usia remaja, mendisiplinkan anak tetap penting. Anak-anak sudah memahami aturan dan konsekuensinya, jadi pastikan Anda tidak mengurangi aturan yang sudah ditetapkan. Remaja membutuhkan batasan yang jelas, seperti aturan tentang pekerjaan rumah, jam malam, dan pacaran.
Mengambil hak istimewa bisa menjadi hukuman yang efektif. Namun, selain hukuman, diskusi mengenai alasan aturan tersebut diterapkan mereka memahami kekhawatiran orangtua.
Pentingnya Menghindari Memukul Anak
Memukul anak adalah bentuk disiplin yang sangat tidak disarankan oleh para ahli karena dapat menimbulkan beberapa efek negatif.
Pukulan mengajarkan anak bahwa kekerasan adalah cara untuk mengatasi kemarahan, mereka juga lebih cenderung takut kepada orangtua dan enggan untuk memperbaiki perilaku mereka.
Kesimpulan
Mendisiplinkan anak memerlukan pendekatan yang tepat sesuai usia mereka. Dari time-out untuk balita hingga diskusi mengenai aturan untuk remajai.
Memberikan hukuman atas perilaku buruk anak sama pentingnya dengan memuji perilaku baik mereka. Disiplin yang tepat akan membentuk perilaku positif dalam jangka panjang.