Seminar Nasional dan Workshop Kefarmasian Prodi PPA UMM, Meningkatkan Kompetensi di Era Digital
Malanginspirasi.com – Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PS PPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Seminar Nasional dan Workshop Kefarmasian selama dua hari pada tanggal 19-20/10/24, yang dihadiri oleh mahasiswa, apoteker, dan praktisi dari berbagai sektor kesehatan.
Acara ini ditujukan untuk mengetahui pemanfaatan AI dalam pembelajaran, pemanfaatan teknologi AI dalam edukasi pengunaan obat, implementasi AI dalam manajemen stok dan iventaris sediaan farmasi, penerapan UU no. 17 Tahun 2023 tentang kesehatan melalui satu sehat SDMK, regulasi dan aplikasi perpajakan untuk fasilitas pelayanan kesehatan.
Seminar dibuka dengan sambutan dari Dr. apt. Hidajah Rachmawati S.Si., Sp.FRS, selaku ketua program pendidikan profesi apoteker yang menjelaskan pentingnya seminar ini dalam mempersiapkan mahasiswa farmasi menghadapi tantangan di era digitalisasi.
“Seminar ini tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga menghadirkan pembicara internasional dari Brunei. Kami ingin mahasiswa siap memberikan pelayanan kefarmasian yang tidak hanya konvensional, tetapi juga memanfaatkan teknologi digital,” ungkapnya.
Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat diterapkan dalam pelayanan kefarmasian. Para peserta diajarkan mengenai promosi kesehatan dan edukasi kepada masyarakat, serta pentingnya kompetensi apoteker dalam memilih dan memberikan medikasi yang tepat kepada pasien.
Hari pertama seminar berfokus pada perkembangan digitalisasi dalam pelayanan kefarmasian, sementara hari kedua akan membahas regulasi dan etika yang berlaku di Indonesia, termasuk pelaporan perpajakan bagi apoteker.
Pembicara hari kedua juga akan menjelaskan cara branding dan promosi yang tepat untuk produk farmasi di media sosial.
“Mahasiswa S1 akan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan soft skill mereka, termasuk penulisan karya ilmiah. Meskipun AI bisa membantu, keterampilan dasar dan etika penulisan tetap menjadi fokus kami,” jelasnya.
Ketua pelaksana, apt. Amaliyah Dina Anggraeni, M.Farm, menambahkan bahwa seminar ini juga memberikan kesempatan untuk memperoleh poin SKP (Sistem Kredit Poin) dari Kementerian Kesehatan, yang penting bagi apoteker untuk perpanjangan lisensi praktik.
“Dengan kegiatan ini, kami berharap apoteker dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, serta mendapatkan insight baru dari praktisi lain,” pungkasnya.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah diskusi, tetapi juga sebagai jembatan antara akademisi dan praktisi dalam menghadapi tantangan di industri farmasi.