Malanginspirasi.com — Dalam rangka memperingati Hari Kartini, anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Tinik Wijayanti menyampaikan pandangannya tentang makna perjuangan perempuan masa kini dalam wawancara di kantor DPRD Kota Malang, Senin (21/4/2025).
Menurut Tinik, Hari Kartini merupakan momentum penting untuk kembali mengingat semangat perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita.
“Kalau dulu dalam situasi yang serba sulit di masa penjajahan, Raden Ajeng Kartini bisa memperjuangkan pendidikan dan emansipasi wanita dengan sebegitu gigihnya. Sekarang mungkin di zaman modern tantangannya berbeda. Tetapi setiap tanggal 21 April menjadi peringatan titik balik kita untuk tetap berjuang di bidang perempuan, untuk tetap membela emansipasi wanita tentunya,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Menteri Komunikasi Digital (Komdigi), Meutya Hafid, sebagai tokoh perempuan yang menginspirasi dirinya.
“Dari awal Beliau masih menjadi mahasiswa, Beliau aktif menyuarakan berbagai ketidakadilan yang terjadi melalui organisasi kampus. Setelah lulus dari kampus, Beliau terus berjuang melalui jalur jurnalistik. Dalam perjalanannya menjadi jurnalis Beliau pernah disekap di Irak yang kala itu tahun 2005 tengah dalam konflik peperangan. Tidak berhenti di situ, Beliau memutuskan untuk tetap berkontribusi untuk bangsa dan negara melalui partai Golkar. Sampai saat ini Beliau menjadi salah satu kader perempuan terbaik partai Golkar,” jelasnya.
Tinik mengungkapkan ketertarikannya pada dunia politik bermula dari pengaruh keluarga. Melihat bagaimana keluarganya dulu terlibat langsung dalam kegiatan kemasyarakatan membuatnya yakin bahwa politik dapat menjadi sarana kontribusi nyata bagi masyarakat.
“Ternyata kita bisa berkontribusi lebih untuk masyarakat ya, kalau kita berada di jalur politik,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Tinik juga menyinggung isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan pelecehan seksual yang menurutnya masih menjadi sorotan penting hingga saat ini.
Perempuan cerdas tersebut menyoroti masih banyaknya korban yang enggan melapor atau menerima pendampingan karena malu maupun alasan psikologis lainnya.
“Secara umum saya tidak membeda-bedakan baik itu laki-laki maupun Perempuan, selagi meraka menyampaikan permasalahan mereka maka akan saya tampung dan sebisa mungkin saya akan follow up aspirasi itu kepada pihak terkait dan mencari solusi. Itu sudah merupakan tugas saya sebagai wakil rakyat,” tandasnya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Malang ini menegaskan bahwa perjuangannya tak hanya terbatas pada isu perempuan, tetapi mencakup seluruh aspek dalam kehidupan bermasyarakat termasuk di dalamnya pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Baginya, semangat Kartini bukan sekadar perayaan, melainkan panggilan untuk terus bergerak dan memberi arti bagi sesama.