‘Jatuh Cinta Seperti di Film-Film’: Penulis Digencet Deadline dan Plagiat
Malanginspirasi.com – ‘Jatuh Cinta Seperti di Film-film’: berkisah tentang Bagus (Ringgo Agus Rahman), seorang penulis skrip film yang ingin mengungkapkan cintanya pada Hana (Nirina Zubir), teman SMA-nya yang baru saja menjanda.
Film ini mungkin tampak tidak seru bagi sebagian orang. Namun kisah ini menyoroti bagaimana nasib seseorang yang berprofesi sebagai penulis.
Bagus yang secara tidak sengaja bertemu Hana Setelah sekian lama akhirnya membuka banyak obrolan baru. Kesannya ringan dan dekat dengan sehari-hari. Seperti misalnya saling bertukar kabar, hingga membicarakan profesi masing-masing.
Di momen ini lah Bagus akhirnya tahu kalau teman-teman SMA-nya tidak mendukung profesinya sebagai penulis skrip film. Mengapa begitu? Karena mereka masih dengan sadar menyebarkan dan menonton film bajakan.
Miris sekali.
Padahal, di adegan setelahnya diperlihatkan bagaimana susah payahnya Bagus untuk menyelesaikan sebuah tulisan. Nego dengan atasan rewel hingga digencet deadline.
Semuanya harus ia hadapi. Bahkan, ia sampai tipes demi menyelesaikan tugas tepat waktu.
Sehingga sangat disayangkan bila semua kerja keras dan pengorbanan ini harus berhadapan dengan plagiarisme.
Parahnya, masih banyak orang yang tidak paham kalau mereka melakukan plagiat. Sama seperti Hana, ia tidak tahu kalau link berkualitas HD yang dibagikan teman-temannya itu adalah bajakan.
Ia mengira, kalau kualitasnya premium atau melalui aplikasi gratis tertentu semua ini bukan termasuk plagiarisme.
Kenyataan ini tentu menjadi pukulan bagi Bagus yang tampak kecewa. Karena seringkali yang tidak mensuport penulis itu adalah orang-orang terdekat.
Sama halnya dengan seseorang yang minta novel gratis saat temannya menerbitkan buku baru. Di saat persentase royalti penulis novel yang kecil, mereka masih harus berhadapan dengan teman yang suka minta gratisan. Belum lagi kalau si penulis tidak sengaja menemukan buku mereka dibajak di toko online dengan harga sangat murah.
Sakit yang tidak berdarah, bukan?
Film ‘Jatuh Cinta Seperti di Film-film’ memang menyoroti kehidupan penulis yang mungkin tidak banyak diketahui orang. Selain kecapean, dikejar deadline, hingga plagiasi. Para penulis ini juga disibukkan dengan riset yang panjang untuk menghasilkan karya yang matang.
Sama seperti Bagus, walau ia menulis kisah tentang dirinya sendiri. Namun ia tetap melakukan riset dengan ikut Hana ke florist, melihat langsung hingga melakukan wawancara.
Semua itu tetap tidak mudah karena ia harus menyelami karakter orang lain. Hal ini juga ditunjukkan dengan adegan saat Bagus makan bersama Hana. Saat itu ia menceritakan kebingungannya untuk menulis kelanjutan skripnya.
Sehingga para penulis, baik penulis skrip, penulis novel, copywriting, dan jenis profesi menulis yang lain seharusnya mendapat apresiasi lebih atas karya yang diciptakannya.
Mulai lah dari hal kecil, seperti misalnya tidak membeli karya bajakan, tentu sudah melegakan bagi mereka setelah melewati proses panjang dalam menulis.
BACA JUGA