Orang Tua dan Utuhnya Rumah Tangga Anak dalam Film Ipar Adalah Maut
Malanginspirasi.com – ‘Ipar adalah Maut’ adalah film yang diadaptasi dari kisah nyata. Berkisah tentang Rani (Davina Karamoy) yang dititipkan Asri (Dewi Irawan) pada Nisa (Michelle Ziudith) yang sudah berkeluarga.
Hal ini karena Asri takut anak bungsunya itu tidak ada yang mengawasi bila harus ngekos sendiri. Di sinilah konflik dimulai karena Rani ternyata tergoda dengan kakak iparnya sendiri, Aris (Deva Mahendra). Perselingkuhan dengan ipar ini pun membawa kehancuran dalam keluarga.
Kisah ‘Ipar Adalah Maut’ adalah contoh dari orang tua yang menghancurkan rumah tangga anaknya sendiri. Kalau saja saat itu Asri tidak menitipkan Rani pada Nisa, tentu semua ini kemungkinan tidak akan terjadi.
Dengan alasan anaknya yang manja, masih seperti anak kecil, dan terlalu khawatir bila ia tinggal sendiri saat mulai berkuliah membuat Asri mengambil tindakan ini.
Padahal, sebagai orang tua seharusnya memperlakukan anak sesuai dengan umurnya. Bila anak sudah dewasa, maka perlakukan ia selayaknya orang dewasa.
Usia mahasiswa tentu sudah bukan anak-anak lagi, bukan?
Namun ini tentu tidak bisa terjadi secara tiba-tiba. Pembentukan karakter sejak dini seperti memberi anak kepercayaan, kesempatan, dan bersikap adil para seluruh anak, juga akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Karena di klimaks film ini, Rani digambarkan memiliki kemarahan saat Nisa mengetahui ia berselingkuh dengan Aris. Ia bahkan juga menyalahkan ibunya karena tidak pernah mempercayainya.
Bagian pertengkaran antar saudara ini menjadi favorit saya karena akting para pemainnya yang tampak sangat natural. Kemarahan yang mereka salurkan tidak terlalu menggebu-gebu tapi bisa menaikkan tensi hingga penonton ikut terbawa suasana. Keren sekali.
Di sisi lain, merasa khawatir sebagai orang tua tentu tidak salah. Namun bila berlebihan tentu akan menjadi masalah.
Padahal, seperti yang disoroti dalam film ini menjelang ending adalah adegan ceramah yang menyampaikan peringatan Nabi tentang ‘ipar adalah maut’. Sehingga sejak awal seharusnya kita lebih berhati-hati agar tidak terjerumus.
Karena pada dasarnya, tokoh Aris dan Rani bukan lah antagonis yang jahat. Karakter mereka digambarkan secara manusiawi dan abu-abu. Artinya mereka yang awalnya baik dan lurus juga bisa tergoda bila ada kesempatan.
Tentu hal ini relevan dengan semua orang dan bisa menjadi pengingat bahwa siapa pun bisa saja terjerumus. Sehingga tugas kita adalah menutup kesempatan itu.
Menjadi orang tua memang tidak pernah mudah dan butuh belajar seumur hidup untuk terus menemani anak tumbuh dan berkembang.
BACA JUGA