Kurikulum Finlandia: Adopsi Gagal Ancam Pendidikan Indonesia

kurikulum finlandia
Ilustrasi kurikulum finlandia gagal dalam kurikulum merdeka yang menyebabkan penurunan kualiatas pendidikan Indonesia. (Sumber: freepik.com)

Malanginspirasi.com — Pendidikan menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu negara. Berbagai kebijakan dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Upaya Indonesia dalam mengejar ketertinggalan pendidikan dilakukan dengan melakukan adopsi Kurikulum Finlandia dalam Kurikulum Merdeka. Meski Finlandia telah lama diakui sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, penerapan konsep ini di Indonesia justru memunculkan berbagai permasalahan. Apa yang membuat adopsi Kurikulum Finlandia tidak berhasil? Bagaimana dampaknya terhadap kualitas pendidikan Indonesia?

Mengenal Kurikulum Finlandia 

Kurikulum Finlandia menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centric) yang memberikan kesempatan sama bagi seluruh peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka. Tak hanya itu, pembelajaran juga berfokus pada pembelajaran bermakna dan mendorong peserta didik belajar secara mandiri.

Berikut adalah karakteristik Kurikulum Finlandia:

kurikulum finlandia

  1. Tidak Ada Ujian Nasional atau Penilaian Berbasis Tes: Di Finlandia, tidak ada ujian nasional maupun penilaian dalam bentuk tes. Evaluasi didasarkan pada penilaian formatif yang berfokus pada proses belajar, bukan hanya hasil akhir.
  2. Pembelajaran Multidisiplin dan Berbasis Proyek: Kurikulum Finlandia mendorong pendekatan lintas disiplin ilmu dengan setidaknya satu modul pembelajaran multidisiplin setiap tahun. Ini memungkinkan peserta didik memahami suatu topik dari berbagai perspektif. Selain itu,pembelajaran dilakukan dalam bentuk proyek yang mana meningkatkan keterlibatan siswa, kemampuan berpikir kritis, dan kolaborasi.
  3. Kebebasan Penuh pada Guru: Guru di Finlandia memiliki kebebasan untuk menentukan metode pengajaran, sehingga dapat menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan siswa. Namun, masih ada keterampilan utama yang menjadi fokus, yaitu berpikir kritis, literasi digital, dan keterampilan hidup sehari-hari.

Mengapa Indonesia Mengadopsi Kurikulum Finlandia?

Tantangan yang dihadapi dalam sistem pendidikan Indonesia seperti rendahnya literasi, tingkat partisipasi peserta didik, dan kualitas lulusan menjadi alasan utama Indonesia menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Finlandia melalui Kurikulum Merdeka. 

Upaya mengurangi ketergantungan pada sistem ujian dan meningkatkan keterlibatan siswa serta keterampilan  abad 21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas menjadi tujuan penerapan Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka dirancang memberikan kebebasan pada guru dan sekolah dalam menyusun pembelajaran, baik dari segi materi hingga metode pembelajaran. Hal ini ditujukan agar pembelajaran bisa sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Secara keseluruhan, kebijakan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan pendidikan Indonesia. Mulai dari meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran melalui pembelajaran yang lebih menyenangkan hingga meningkatkan kualitas lulusan dengan mendorong pengembangan keterampilan abad 21 peserta didik.

Penyebab Gagalnya Adopsi Kurikulum Finlandia di Indonesia

Meskipun tujuan Kurikulum Merdeka sejalan dengan prinsip utama Kurikulum Finlandia, tapi penerapannya menghadapi tantangan besar yang justru mengancam penurunan kualitas pendidikan Indonesia. Berikut adalah faktor-faktor penyebab kegagalan:

1. Penghapusan Ujian Membuat Standar Penilaian Tidak Jelas

Di Finlandia penilaian tidak dilakukan melalui tes maupun ujian, namun digantikan oleh penilaian individu yang dilakukan oleh guru secara mendalam dan berkelanjutan. Namun, di Indonesia ketiadaan Ujian Nasional maupun Ujian Kenaikan Kelas justru membuat standar penilaian menjadi kabur. 

Penilaian yang lebih berfokus pada hasil belajar afektif dan psikomotorik, pada akhirnya membuat siswa lulus maupun naik kelas tanpa mencapai Capaian Kompetensi yang diharuskan. Bahkan, di media sosial marak menunjukkan cuplikan pelajar SMA yang mengalami kesulitan dalam menjawab pengetahuan umum, seperti ibu kota dan kepanjangan suatu akronim. 

kurikulum finlandia

2. Perbedaan Kualitas Guru dan Infrastruktur Pendidikan

Finlandia memiliki guru-guru berkualifikasi tinggi yang semua memiliki gelar Master dan pelatihan praktik mengajar yang intensif. Di Indonesia, kualitas guru dan infrastruktur pendidikan sangat bervariasi. Guru mungkin tidak mendapatkan pelatihan memadai untuk menerapkan kurikulum yang fleksibel, sehingga hasil pembelajaran tidak sesuai harapan.

Tinggalkan Komentar