Bahaya Bersin: Dari Usus Keluar hingga Trakea Robek
Malanginspirasi.com — Bersin yang bertujuan untuk mengeluarkan debu, bakteri, dan virus dari sistem pernafasan bisa menjadi berbahaya. Meskipun biasanya bersin memberikan manfaat sebagai bentuk perlindungan, ada beberapa kondisi langka di mana bersin dapat menyebabkan cedera serius.
Risiko Cedera Akibat Bersin
Pada bulan Juni 2024, seorang pria di Florida mengalami cedera yang tak terduga setelah bersin. Pria ini baru saja menjalani operasi perut dan mengalami luka dehiscence. Kondisi dimana bekas luka bedah tidak sembuh dengan baik. Saat sedang sarapan, pria tersebut bersin dan kemudian batuk yang menyebabkan rasa sakit dan sensasi basah di perut bagian bawah. Tak disangka, beberapa bagian ususnya telah keluar dari luka yang belum sembuh tersebut. Dia segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi darurat.
Kejadian ini menunjukkan bahwa bersin bisa berpotensi menyebabkan cedera yang serius, terutama bagi orang yang sedang mengalami kondisi medis tertentu. Berikut adalah beberapa cedera lain yang bisa terjadi akibat bersin:
Hernia Paru-Paru
Bersin yang kuat dapat menyebabkan hernia paru-paru melalui otot-otot yang berada di antara tulang rusuk. Terutama pada area yang sudah diperparah oleh obesitas morbid, penyakit paru obstruktif kronis, diabetes, atau rokok.
Robekan Jaringan Paru-Paru
Bersin dapat menyebabkan tekanan udara yang lebih tinggi di dalam paru-paru yang bisa merobek jaringan paru-paru dan menyebabkan udara terperangkap di antara dada dan paru-paru. Udara yang terperangkap di dalam dapat menekan paru-paru.
Robekan Selaput Otak
Ada laporan mengenai orang yang mengalami robekan pada selaput halus otak setelah bersin. Robekan ini dapat menyebabkan perdarahan subarachnoid, stroke yang terjadi karena penumpukan darah di dalam salah satu lapisan otak.
Diseksi Aorta
Tekanan darah yang meningkat saat bersin dapat menyebabkan diseksi aorta, dimana lapisan-lapisan aorta (arteri utama yang membawa darah beroksigen ke seluruh tubuh) robek. Kemudian menyebabkan darah merembes di antara lapisan-lapisan tersebut. Jika tidak segera diobati, kondisi ini memiliki tingkat kematian 50% dalam durasi 48 jam.