Apa Itu Jerawat Hormonal dan Bagaimana Mengatasinya?

Apa Itu Jerawat Hormonal dan Bagaimana Mengatasinya?
Ilustrasi jerawat hormonal. (Sumber: freepik.com)

Malanginspirasi.com — Jerawat hormonal bisa saja tidak berhenti saat masa pubertas sudah terlewati, namun bisa terus berlanjut hingga usia dewasa. Seringkali, jerawat ini muncul sebagai benjolan merah yang dalam, meradang, dan menyakitkan. Jerawat hormonal berbeda dari komedo dan jerawat biasa, sehingga memerlukan penanganan yang berbeda.

Apa Itu Jerawat Hormonal?

Jerawat hormonal adalah jerawat yang dipicu oleh fluktuasi hormon dalam tubuh. Meskipun bisa dialami oleh siapa saja, jerawat ini lebih sering terjadi pada perempuan. Terutama pada masa pubertas hingga usia 40-an. Selain itu, jerawat ini juga dapat muncul saat sudah mengalami menopause.

Perbedaan utama antara jerawat hormonal dan jerawat biasa adalah penyebabnya. Jerawat hormonal sering kali muncul secara bersiklus, biasanya bersamaan dengan siklus menstruasi atau perubahan hormon lainnya, seperti hamil atau pra-melahirkan.

Penyebab Jerawat Hormonal

Hormon yang paling berperan dalam munculnya jerawat ini adalah estrogen, progesteron, dan androgen (seperti testosteron). Fluktuasi kadar hormon ini dapat mempengaruhi produksi sebum (minyak) oleh kelenjar sebaceous di kulit. Sebagai contoh, kadar estrogen yang menurun saat menstruasi atau menopause, dapat menyebabkan peningkatan produksi sebum yang menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.

Hormon progesteron yang meningkat selama ovulasi dan kehamilan, juga dapat merangsang produksi sebum. Begitu juga dengan hormon androgen yang dapat meningkatkan aktivitas kelenjar minyak dan menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri penyebab jerawat untuk berkembang.

Tanda-Tanda Jerawat Hormonal

  1. Masih Berlanjut Setelah Masa Remaja: Jika jerawat tetap muncul setelah masa remaja, terutama selama usia 20-an hingga 40-an. Ini bisa menjadi indikasi jerawat hormonal. Jerawat juga sering muncul selama masa-masa hormon dalam tubuh mengalami perubahan besar, seperti menstruasi atau menopause.
  2. Berada di Sekitar Dagu dan Rahang: Lokasi jerawat juga dapat menjadi petunjuk. Jerawat hormonal cenderung muncul di sekitar dagu, rahang, dan area wajah bagian bawah. Pada beberapa orang, jerawat ini juga dapat muncul di leher, punggung, dada, atau bahu.
  3. Muncul Secara Siklus: Jika jerawat muncul pada waktu yang sama setiap bulan, seperti menjelang menstruasi, ini bisa menjadi tanda bahwa jerawat tersebut dipengaruhi oleh hormon.
  4. Mendalam dan Menyakitkan: Jerawat hormonal biasanya muncul sebagai benjolan jerawat yang mendalam dan menyakitkan. Berbeda dengan komedo atau jerawat putih yang berada di permukaan kulit. Jerawat ini terbentuk karena adanya peradangan di bawah kulit dan sering kali sulit diobati dengan perawatan biasa.

Tinggalkan Komentar