Minyak dari Gorengan Membunuhmu, Ini Alasan dan Alternatifnya
Malanginspirasi.com — Gorengan menjadi makanan favorit banyak orang karena rasa gurih dan renyahnya yang menggoda. Namun, dibalik kelezatannya, gorengan menyimpan potensi bahaya serius bagi kesehatan, terutama dari minyak yang digunakan.
Penggunaan minyak pada suhu tinggi dan diulang dapat menyebabkan berbagai penyakit mematikan. Mari kita bahas mengapa minyak dari gorengan dapat berbahaya dan alternatif yang lebih sehat untuk memasak.
Mengapa Minyak Gorengan Berbahaya?
Tinggi Kalori
Gorengan merupakan makanan tinggi kalori. Saat makanan digoreng, kandungan air pada makanan berkurang dan digantikan oleh lemak dari minyak, yang pada akhirnya meningkatkan jumlah kalori.
Misalnya, satu kentang ukuran sedang (138 gram) jika dipanggang hanya memiliki 128 kalori. Sementara jika digoreng, akan mengandung 431 kalori. Kandungan lemaknya juga melonjak drastis, sehingga memicu obesitas dan komplikasi kesehatan lainnya jika dikonsumsi berlebihan.
Tinggi Kandungan Lemak Trans
Minyak yang digunakan untuk menggoreng pada suhu tinggi cenderung menghasilkan lemak trans, terutama jika minyak tersebut digunakan berulang kali.
Lemak trans adalah jenis lemak berbahaya yang terbentuk melalui proses hidrogenasi (perubahan struktur kimia minyak), sehingga sulit dicerna oleh tubuh.
Penumpukan lemak trans dalam tubuh terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, hingga kanker. Setiap kali minyak dipanaskan dan digunakan kembali, kadar lemak transnya akan terus meningkat.
Risiko Penyakit Jantung
Konsumsi gorengan berlebihan meningkatkan resiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah, dan obesitas.
Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang mengonsumsi gorengan dua kali dalam seminggu atau lebih memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi.
Penyebab Diabetes Tipe 2
Studi menunjukkan bahwa konsumsi gorengan juga berhubungan dengan peningkatan resiko diabetes tipe 2.
Makanan yang digoreng secara berulang, terutama dari restoran cepat saji, dapat menyebabkan resistensi insulin. Kondisi dimana tubuh tidak dapat memproses gula darah dengan baik. Kebiasaan pola makan ini melonjakkan resiko terkena diabetes tipe 2 hingga 55%.
Resiko Kanker
Akrilamida adalah zat beracun yang terbentuk ketika makanan yang mengandung pati, seperti kentang goreng, dimasak pada suhu sangat tinggi.
Makanan yang mengandung pati, seperti kentang akan berubah menjadi akrilamida ketika digoreng pada suhu yang sangat tinggi. Akrilamida merupakan zat beracun yang dapat meningkatkan resiko beberapa jenis kanker.
Walaupun masih dibutuhkan penelitian yang lebih dalam, bukti yang ada mengindikasikan bahwa akrilamida dalam jumlah besar berpotensi menimbulkan kanker.