Talkshow Fakultas Pertanian UB, Dorong Smart Farming demi Kemandirian Pangan

Malanginspirasi.com – Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) menggelar Talkshow with Multinational Practitioners in Agriculture.

Talksow ini membawa tema “Membangun Masa Depan Hijau: Pertanian Modern, SDGs, dan Kemandirian Pangan,” dilaksanakan di Gedung Samantha Krida, Selasa (4/11/2025)

Dalam memperingati Dies Natalis Fakultas Pertanian UB Ke-65, acara ini menghadirkan para praktisi pertanian dari berbagai sektor.

Gunanya untuk membahas tantangan dan inovasi menuju sistem pangan berkelanjutan.

Faktor Ketahanan Pangan Nasional

Salah satu pemateri dari Bulog Malang, M. Nurjuliansyah Rahman, menyoroti besarnya tantangan yang tengah dihadapi sektor pertanian.

Ia menyebut lima faktor utama yang memengaruhi ketahanan pangan nasional.

Dimulai dari perubahan iklim, fluktuasi ekonomi global, gejolak harga pangan, hingga peningkatan jumlah penduduk.

Talkshow Fakultas Pertanian UB, Dorong Smart Farming Demi Kemandirian Pangan
M. Nurjuliansyah Rahman saat memberikan materi kepada peserta. (Riznima Azizah Noer)

“Perubahan iklim menyebabkan kekeringan dan banjir yang memicu gagal panen di berbagai wilayah, terutama di Jawa Timur. Sementara itu, naik-turunnya nilai tukar rupiah dan lonjakan harga pangan dunia juga menekan produksi dalam negeri,” ujarnya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Nurjuliansyah menekankan pentingnya menerapkan pertanian modern melalui berbagai sistem.

Layaknya seperti precision agriculture, agroforestry, regenerative agriculture, hydroponic farming, dan smart farming system.

Menurutnya, inovasi berbasis teknologi dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menekan emisi karbon

“Kami sudah menerapkan tiga teknik utama yaitu precision agriculture, smart farming system, dan low carbon farming system di beberapa wilayah seperti Karawang dan Banyuwangi. Hasilnya, produktivitas meningkat dan emisi karbon berkurang drastis,” imbuh Nurjuliansyah.

Baca Juga:

Fakultas Pertanian UB Rayakan Dies Natalis Ke-65: Panen Kolaborasi, Tumbuhkan Inovasi

Ia juga menyoroti pentingnya diversifikasi pangan lokal agar dapat mengurangi ketergantungan pada beras dan kedelai.

Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), luas lahan kering di Indonesia meningkat setiap tahun, bersamaan dengan potensi besar komoditas lokal seperti jagung, ubi kayu, dan ubi jalar

“Kalau kita melihat sendiri dari data BRIN ini, lahan kering yang semakin meningkat setiap tahun. Nah, juga diiringi dengan meningkatnya komoditas pangan lokal. Pangan lokal diantaranya jagung, ubi kayu, ubi jalar,” tambahnya.

Kendala Pengembangan

Ia juga menyebutkan bahwa terdapat kendala dalam pengembangan pangan lokal, karena kurangnya industri pengolahan, bahan baku, dan belum ada standarisasi kualitas.

“Sayangnya, pengembangan pangan lokal masih terkendala oleh kurangnya industri pengolahan, pasokan bahan baku yang tidak berkelanjutan, dan belum adanya standarisasi kualitas. Padahal, dunia kini sudah mulai beralih ke sumber pangan alternatif,” pungkasnya.

Ia mengharapkan pemerintah dapat serius mengembangkan sektor pertanian dari hulu hingga hilir agar kemandirian pangan nasional bisa terwujud.

“Harapannya hal tersebut bisa dikembangkan dan serius-serius dikerjakan oleh pemerintah. Isu kemandirian pangan kini menjadi perhatian global. Indonesia harus siap bertransformasi melalui pertanian modern dan pemanfaatan potensi pangan lokal,” tutupnya penuh harap.

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *