Malanginspirasi.com – Goresan tangan seorang Athaya Putri Nirwasita dalam berbagai bentuk produk fashion berlabel Athaya Arts, seperti scarf, hijab, topi, sampai tas dan sepatu, sudah merambah pasar internasional. Prestasinya ini tak mengherankan karena sang ibu selalu memberikan support yang dibutuhkan sejak ia kecil.
“Bakatnya sejak kecil adalah melukis dengan alat yang ada namun semuanya menghasilkan karya dengan cerita. Dari situlah hadir motivasi penciptaan produk Athaya,” kata Maisah, ibunda dari Athaya sebagai produsen Athaya Arts.
Ia menceritakan bakatnya sejak kecil memang melukis, meski Athaya kesulitan menggunakan kuas.
“Yang akhirnya mencoba menggunakan alat-alat sederhana dari dapur juga alat kebersihan seperti entong, spatula, sendok, sikat untuk cuci dan sebagainya,” kenangnya.
“Justru dengan alat yang sederhana ini Athaya mampu menuangkan imajinasinya dan di setiap karya selalu ada cerita,” lanjutnya.
Ia mengatakan, semua produk buatan Athaya merupakan pendorong kepercayaan diri pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
“Sekaligus menyemangati para orang tua dari anak ABK bahwa anak spesial juga bisa berkarya dan mandiri,” ucapnya.

Terlebih semua produk AthayaArts dapat mengurangi limbah perca kulit dan kain.
“Semuanya itu disulap menjadi produk yang bernilai jual berupa asesoris, anting, bros juga kalung kemudian juga scraf, hijab, topi, outer dan sepatu,” jelasnya.
Terbukti karya Athaya menyabet berbagai penghargaan seperti “Woman Of The Year 2023 Malang Raya” dari TIMES Indonesia, Difabel Berprestasi Nasional dari Kepala Dinas Sosial P3AP2KB, finalis Apresiasi Kreasi Indonesia 2023 dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno, peringkat 1 kurasi produk craft & fashion se Jawa Timur, dan juara nasional Deliver Possibilities dari Kemenkop UKM dan J&T Express.
Aktif Mengikuti Fashion Show
Maisah menyebut Athaya sangat aktif mengikuti event pameran dan fashion show, baik yang diselenggarakan dinas pemerintah, perbankan, hotel juga kampus.
“Kami juga menghadirkan produk secara rutin di acara Hari Disabilitas Internasional fashion show dengan para model dari teman-teman difabel. Juga fashion show di event besar seperti Malang Fashion Week,” ujarnya.
“Semua kegiatan yang menunjang pengembangan karir dan perluasan jangkauan pasti berpartisipasi,” imbuhnya.

Motivasi utama kehadiran Athaya Arts ini adalaha meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian anak berkebutuhan khusus dengan melibatkan dan memberdayakan dalam berkarya dan berwirausaha.
“Dengan demikian, maka dapat mewujudkan kesejahteraan ekonomi bagi anak berkebutuhan khusus dan keluarga. Sekaligus menginspirasi teman-teman berkebutuhan khusus untuk mau berkarya lebih banyak,” lanjut wanita yang berdomisili di Jln Setaman Dalam Kota Malang ini.
Ia menambahkan, memang masih ada beberapa tantangan seperti keterbatasan kemampuan dalam mengelola media sosial. Juga marketplace sehingga penjualan belum bisa stabil.
“Selain itu juga ada keterbatasan dana untuk merekrut tim. Namun rencana mendatang kami adalah membuat galeri dan workshop memadai,” ucapnya.
“Agar teman teman difabel bisa terlibat secara langsung dalam proses pembuatan produk seni sesuai visi dan misi AthayaArts,” pungkas Maisah.