Apakah Sunscreenmu Sudah Aman? 5 Fakta Tentang Sunscreen yang Wajib Diketahui
Malanginspirasi.com — Meskipun manfaat sunscreen sudah jelas, masih ada banyak pertanyaan terkait keamanannya yang sering menjadi perdebatan. Apakah sunscreen benar-benar aman digunakan setiap hari? Apakah bahan kimia yang terkandung di dalamnya berbahaya untuk kulit? Berikut ini lima fakta penting tentang sunscreen yang wajib kamu ketahui.
1. Sunscreen Melindungi Kulit dari Radiasi UV
Korelasi paparan sinar matahari dengan penyebab kanker kulit sudah terbukti secara ilmiah. Radiasi ultraviolet (UV) merupakan penyebab utama dari dua jenis kanker kulit yang paling umum. Kanker kulit tersebut adalah karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa, dengan perkiraan kontribusi mencapai hingga 95%. Selain itu, radiasi UV juga dianggap sebagai penyebab sekitar 70-95% dari melanoma, jenis kanker kulit yang lebih agresif. Terutama pada orang yang memiliki kulit terang.
Dr. Rachel Neale, seorang peneliti utama di QMR Birkhoff, Brisbane, Australia mengatakan bahwa, paparan sinar UV, terutama UVB, dapat menyebabkan mutasi pada DNA di sel-sel kulit. Mutasi ini bisa memicu terbentuknya kanker kulit jika terjadi pada gen yang penting untuk perbaikan DNA.
2. Jenis-Jenis Sunscreen: Fisik vs. Kimia
Ada dua jenis sunscreen yang umum digunakan, yaitu sunscreen fisik (mineral) dan sunscreen kimia. Sunscreen fisik mengandung bahan seperti titanium dioksida dan zinc oxide yang bekerja dengan membentuk penghalang di permukaan kulit, mencegah sinar UV menembus kulit. Sementara itu, sunscreen kimia mengandung bahan-bahan yang menyerap sinar UV, mengubahnya menjadi panas yang kemudian dilepaskan dari tubuh.
Namun, keamanan beberapa bahan kimia dalam sunscreen mulai dipertanyakan. Sejak tahun 2019, FDA meminta produsen sunscreen untuk menyediakan lebih banyak informasi keamanan bahan utama dalam penggunaan. Ini dikarenakan kulit dapat menyerap bahan kimia.
3. Bahan Kimia dalam Sunscreen: Apakah Berbahaya?
Salah satu bahan yang menjadi sorotan adalah oxybenzone, yang dapat diserap ke dalam aliran darah. Penelitian menunjukkan bahwa oxybenzone bisa meniru estrogen, menghambat aksi androgen dan mengubah fungsi hormon tiroid. Gangguan-gangguan ini berpotensi menyebabkan perubahan yang signifikan dalam tubuh, terutama pada bayi, anak-anak yang sedang mengalami pubertas, dan ibu hamil.
Meskipun ada bukti yang mengaitkan penggunaan oxybenzone dengan masalah kesehatan tertentu. Laura Vandenberg, profesor Ilmu Kesehatan Lingkungan di Universitas Massachusetts Amherst, memperingatkan bahwa korelasi ini belum cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa bahan kimia ini benar-benar berbahaya.