Malanginspirasi.com – Konsumsi berlebihan makanan tinggi lemak jenuh dan gula olahan, akrab disebut junk food, ternyata berdampak buruk bagi kemampuan otak dalam menyimpan memori atau daya ingat. Kesimpulan ini didapatkan dari sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh peneliti Australia.
Temuan ini menambah daftar panjang dampak negatif dari pola makan tidak sehat, yang sudah diketahui menjadi penyebab utama obesitas, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.
Selain itu, diet tinggi lemak dan gula juga ternyata dapat menurunkan kemampuan berpikir, daya ingat dan meningkatkan risiko gangguan otak.
Efek negatif junk food tidak hanya dirasakan orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan remaja. Dampak utama dirasakan pada hippocampus, organ otak berbentuk kuda laut yang berperan penting dalam penyimpanan memori.
“Kerusakan pada otak terjadi jauh sebelum terjadi kenaikan berat badan,” ujar Dr. Dominic Tran dari Universitas Sydney.
Dr. Tran adalah penulis utama dari penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Obesity tersebut.
Efek pada daya ingat, lanjutnya, terutama dirasakan di bagian hipokampus, bagian otak berbentuk kuda laut yang bertanggung jawab atas penyimpanan memori.
Hipokampus terletak di lobus temporal otak, di atas dan di depan telinga. Ketika seseorang mengonsumsi makanan tidak sehat, termasuk lemak jenuh dan gula halus, terjadi peradangan pada otak atau neuroinflamasi.
“Peradangan ini berdampak pada memori spasial dan menjadi pemicu utama gangguan penyimpanan memori,” jelas Professor Frédéric Meunier dari Institut Otak Universitas Queensland, menambahkan.
Selain neuroinflamasi, ada dua jalur utama lain yang merusak kemampuan otak dalam menyimpan memori. Pertama, faktor neurotropik, yang penting untuk perkembangan otak dan pembentukan memori, berkurang akibat diet tinggi lemak.
Kedua, terjadi resistensi insulin pada sistem saraf pusat.
“Asam lemak bebas yang dikonsumsi berbeda dengan yang diproduksi tubuh. Asam lemak bebas yang dihasilkan otak sangat penting untuk pembentukan memori,” terang Prof. Meunier.
Mahasiswa Jadi Sukarelawan
Penelitian ini melibatkan 55 mahasiswa berusia 18-38 tahun.
Para peserta diminta untuk menavigasi labirin virtual sebanyak tujuh kali untuk mencari peti harta karun. Lokasi peti harta karun tetap sama dalam enam percobaan pertama, namun dihilangkan pada percobaan ketujuh. Para peserta kemudian diminta untuk menunjukkan perkiraan lokasi peti harta karun tersebut.
Selain itu, mereka juga diminta mengisi kuesioner tentang perkiraan asupan makanan manis dan berlemak selama 12 bulan terakhir. Kemudian juga dilakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index/BMI).
Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang tidak mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula mampu mengingat lokasi peti dengan lebih akurat dibandingkan mereka yang sering mengonsumsi makanan tidak sehat.

Faktor BMI dan memori kerja juga dimasukkan dalam perhitungan.
Sekalipun demikian, penurunan daya ingat akibat konsumsi junk food secara berlebihan, dapat diatasi dengan mengubah pola makan yang lebih sehat.
“Kabar baiknya adalah kondisi ini dapat dipulihkan,” tegas Dr. Tran.
“Perubahan diet dapat memperbaiki kesehatan hipokampus. Sehingga kemampuan kita untuk menavigasi lingkungan, seperti ketika menjelajahi kota baru atau belajar rute pulang, juga meningkat,” imbuhnya.
Penelitian ini memberikan bukti kuat. Diet memegang peranan penting bagi kesehatan otak di usia dewasa muda, periode di mana fungsi kognitif biasanya masih utuh.
Meski kelompok sampel penelitian ini tidak sepenuhnya merupakan representasi dari populasi yang lebih luas, Dr. Tran yakin temuan ini tetap berlaku secara umum.
“Kemungkinan besar peserta kami sedikit lebih sehat daripada populasi umum. Jika sampel kami lebih mewakili publik, dampak diet pada navigasi spasial kemungkinan akan lebih terasa,” tuturnya.
Hal ini diamini Profesor Meunier. Ia mengatakan studi Dr. Tran dkk menegaskan apa yang telah diketahui sebelumnya tentang dampak buruk diet tidak sehat pada hewan pengerat. Penelitian tersebut kini terbukti juga berlaku bagi manusia.
Dengan demikian, sangat penting untuk memperhatikan pola makan sehat sejak dini untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah gangguan kognitif di masa depan.