Terus Belajar, Guru SMK Terpadu Al-Islahiyah Rajin Mengaji Kitab Saat Ramadan

Malanginspirasi.com – Limpahan pahala di bulan Ramadan menjadi waktu yang tepat dalam memperbanyak ibadah. Baik melalui shalat tarawih atau mengaji kitab seperti yang rajin dilakukan oleh para guru SMK Terpadu Al-Islahiyah.

Kegiatan yang sudah berjalan sejak 2021 ini dihadirkan bukan tanpa sebab. Penurunan keterampilan sosial peserta didik setelah pandemi menjadi alasan utama kegiatan mengaji di kalangan guru dicanangkan.

Dengan terus mengaji, guru diharapkan memperdalam keilmuan baik bab syariah maupun adab, yang nantinya bisa menjadi sumber tauladan bagi peserta didik.

Emiliyah, salah satu guru yang andil dalam menjaga kelanjutan kegiatan mengaji kitab tiap tahunnya ini menjelaskan.

“Mengaji (kitab) penting untuk menambah ilmu yang lebih tinggi, mengingat guru itu digugu lan ditiru, sehingga penting bagi guru untuk terus berusaha menjadi lebih baik,” ujarnya.

Sudah menginjak tahun kelima berjalan, program ini merupakan usulan para guru SMK Terpadu Al-Islahiyah untuk memperkuat keguyupan dan keilmuan mereka.

Program ini awalnya berjalan sebulan sekali dengan variasi kajian kitab Bulughul Maram dan Hadist Arbain.

Menghindari kesalahan pemahaman persepsi dalam pembacaan kitab, para guru memohon langsung kepada Bu Nyai Anisah Mahfudz, M. AP, ketua yayasan Al-Islahiyah untuk mengisi kajian ini.

“Kami matur (program ngaji kitab) ke Bu Nyai, dan beliau menyanggupi dan mendukung,” tambah Emiliyah.

Suasana mengaji kitab para guru SMK Terpadu Al-Islahiyah. (Rizkha)

Pengajian Setiap Hari

Berbeda dengan program mengaji bulanan, pada bulan Ramadan pengajian akan dilakukan setiap hari setelah KBM selesai di aula. Kitab yang dikaji pun berbeda, Ramadan kali ini kitab ‘Etika Guru dan Murid’ karya KH. Hasyim Asy’ari menjadi pilihan.

Tak hanya melakukan syiar di kalangan internal saja, Bu Nyai juga menyebarkan syiar ke masyarakat umum melalui siaran langsung pengajian yang ditayangkan lewat akun Youtube SMK Terpadu Al-Islahiyah. Dengan begitu ilmu yang disampaikan dapat tersebar luas.

Melalui syiar yang dilakukan oleh Bu Nyai, guru diharapkan dapat memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar akan ilmu yang dimiliki serta penerapannya. Hal ini selaras dengan pesan Bu Emiliyah

“Kita tahu bahwa akhlak berada diatas ilmu, tapi tanpa ilmu bagaimana kita mempelajari akhlak yang benar. Sehingga perlu untuk guru terus mengaji,” pungkasnya.

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *