Mengapa Bumi Berotasi? Ini Penyebabnya

Mengapa Bumi Berotasi? Ini Penyebabnya
Ilustrasi bumi berotasi bersama dengan bulan. (Sumber: freepik.com)

Malanginspirasi.com — Bumi berputar setiap 24 jam dari barat ke timur, rotasi ini menyebabkan matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Namun, apa yang menyebabkan Bumi dan benda langit lainnya berotasi?

Arah Rotasi Bumi

Bumi berputar pada sumbu imajiner yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan, yang disebut sumbu rotasi. Sumbu ini mengarah ke bintang terang Polaris di belahan bumi utara. Untuk memahami arah putaran Bumi, coba buat isyarat “jempol” atau thumbs up dengan tangan kanan. Bayangkan empol yang terangkat sebagai sumbu rotasi Bumi yang mengarah ke Kutub Utara. Sedangkan jari-jari lain yang mengepal menunjukkan arah putaran Bumi.

Semua Benda Langit Berotasi

Tak hanya Bumi yang berotasi; Matahari juga berputar pada arah yang sama dengan Bumi. Begitu pula semua planet di Tata Surya kita, termasuk Jupiter dan Saturnus yang rotasinya lebih cepat dari Bumi. Uniknya Uranus memiliki arah rotasi yang sedikit miring, kemungkinan akibat tabrakan dengan planet lain di masa lalu. Venus juga unik karena berputar ke arah yang berlawanan dengan yang lainnya. Ini diakibatkan pengaruh gravitasi Matahari.

Proses Pembentukan Tata Surya

Tata surya terdiri dari bintang dan planer-planet yang mengelilingi. Untuk memahami bagaimana bintang dan sistem planet terbentuk, kita dapat melihat contoh bintang muda seperti Beta Pictoris. Beta Pictoris dikelilingi oleh cakram tipis yang terdiri dari debu, gas, dan benda-benda kecil yang disebut planetesimal. Partikel-partikel ini memiliki ukuran yang bervariasi dari sebesar butiran pasir hingga sebesar gunung. Cakram ini terbentuk dari material yang tersisa setelah bintang lahir.

Setiap bintang lahir dari awan gas dan debu yang bergerak melalui ruang angkasa. Awan-awan ini saling tarik-menarik akibat gaya gravitasi, sehingga mereka perlahan-lahan berputar. Ketika salah satu awan ini runtuh untuk membentuk bintang, bintang tersebut terus berputar. Bintang baru ini berada di pusat cakram datar gas dan debu yang juga berputar, yang disebut cakram protoplanet. Semua komponen—bintang, gas, dan debu—berputar dalam arah yang sama.

Di dalam cakram ini, gas dan debu menempel satu sama lain melalui proses yang disebut akresi. Saat planet kecil mulai terbentuk di dalam cakram, ia menjadi semakin berat dan gravitasinya menarik lebih banyak material. Ketika planet ini tumbuh cukup besar, gaya gravitasi yang semakin kuat membuatnya menjadi lebih padat. Mirip dengan menipu balon, semakin besar balo semakin cepat ia mengembang dan mempercepat gerakannya. Begitu juga, saat planet tumbuh dan mengumpulkan material lebih banyak, ia semakin cepat berputar. Tekanan yang meningkat di inti planet menyebabkan inti tersebut mencair, dan bahan yang lebih padat tenggelam ke inti sementara bahan yang lebih ringan mengapung ke permukaan. Hasilnya adalah planet dengan inti besi yang dikelilingi oleh batuan, dan mungkin juga mengandung air dan es di bagian luarnya.

Tinggalkan Komentar