Malanginspirasi.com – Pedagang sapi potong di Kabupaten Malang saat ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan sapi yang akan dijual sebagai hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 2025/1446 H. Kenaikan harga sapi potong menjadi fenomena yang ditengarai sebagai dampak dari berkurangnya jumlah peternak sapi potong di daerah tersebut.
Menurut Achmad Teguh, salah satu pedagang sapi potong dari Desa Pajaran, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, peternak enggan beternak sapi potong. Mereka masih trauma dan takut ternak mereka kembali terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Penyakit ini pernah menyerang Kabupaten Malang beberapa tahun lalu. Sehingga peternak sapinya menjadi lebih hati-hati dan enggan melanjutkan usaha beternak sapi potong.
“Jika ada peternak yang mau menjual sapi, harganya sudah mahal. Sebelum PMK, harga sapi ukuran sedang hanya sekitar Rp19 juta hingga Rp21 juta per ekor. Kini, harga tersebut sudah mencapai Rp23 juta hingga Rp24 juta,” terang Teguh.
Karena ketersediaan sapi potong yang terbatas, pedagang seperti Teguh terpaksa mencari sapi dari daerah lain, seperti Pasuruan dan Probolinggo. Namun, harga sapi di daerah-daerah tersebut tidak jauh berbeda dengan harga di Kabupaten Malang.
Di sisi lain, pelanggan yang biasanya membeli sapi untuk kurban juga mulai bersikap lebih hati-hati. Mereka hanya menanyakan harga tanpa langsung membeli, karena harga yang ditawarkan saat ini jauh lebih mahal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Selain harga sapi yang melonjak, biaya perawatan sapi juga menjadi beban tambah bagi pedagang.
Keuntungan Menyusut
Teguh menjelaskan biaya pakan sapi yang mahal dan biaya pemeriksaan kesehatan sapi oleh dokter hewan praktik membuat keuntungan yang diperoleh semakin sedikit.
Walau demikian, Teguh tetap rutin memeriksakan kesehatan sapi di kandangnya untuk memastikan kualitas hewan kurban yang akan dijual.
“Kami selalu memeriksakan kesehatan sapi, baik oleh Dinas Kesehatan Hewan maupun dokter hewan praktik. Meskipun biaya pemeriksaannya lebih mahal, kami ingin memastikan bahwa sapi yang kami jual benar-benar sehat dan layak untuk dijadikan hewan kurban,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu pelanggan Teguh, Azis Rahmadani Azizi, juga membenarkan harga sapi potong saat ini lebih mahal dibandingkan tahun lalu. Ia harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli dua ekor sapi dengan harga Rp25 juta dan Rp23 juta.
Menurutnya, harga sapi melonjak karena berkurangnya jumlah peternak sapi potong akibat trauma PMK.
Akan tetapi Teguh tetap optimis bahwa permintaan sapi kurban akan meningkat menjelang Hari Raya Idul Adha. Di tengah persaingan pedagang sapi potong semakin ketat, Teguh berharap pelanggannya dapat memahami kondisi yang dialami oleh pedagang dan peternak sapi potong.







